(iainfmpapua.ac.id) – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua menggelar ‘Workshop Pengembangan RPS Terintegrasi’ di salah satu Hotel di Jayapura, 10 Agustus 2022. Dalam materinya, Asesor BAN-PT, Dr. Muh. Nashirudin, M.Ag.,M.A menekankan bahwa dosen harus memahami 10 tahapan perancangan pembelajaran. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) adalah dokumen perencanaan pembelajaran yang disusun sebagai panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan selama satu semester untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. “Untuk mencapainya, dosen perlu menyusun perancangan pembelajaran yang terintegritas,” ujar Kepala SPI UIN Raden Mas Sahid Surakarta.
Menurutnya, tahapan pertama yang harus disusun yakni melakukan identifikasi CPL yang dibebankan pada mata kuliah. “Selanjutnya merumuskan capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) yang bersifat spesifik kemudian merumuskan sub CPMK sebagai kemampuan akhir,” urainya. Ia juga menyebutkan dosen perlu melakukan analisis pembelajaran dan kebutuhan belajar. “Kemudian menentukan indikator pencapaian sub CPMK dan menetapkan kriteria penilaian dan mengembangkan instrumen penilaiannya,” jelasnya. Selain itu, Nashirudin juga menambahkan perlu memilih dan mengembangkan bentuk dan metode pembelajaran dan penugasan mahasiswa. “Dosen juga perlu mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk bahan ajar dan sumber-sumber belajar yang sesuai kemudian mengembangkan dan melakukan evaluasi pembelajaran,” pungkasnya.
Dalam sambutan sebelumnya, Ketua LPM IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. Siti Rokhmah, M.Pd memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kegiatan workshop pengembangan karir dosen tahun 2022. “Pada bagian ini kita lanjutkan pada pendalamannya, dimana fokus kegiatan ini merujuk pada tugas utama/pokok dan fungsi dosen,” ujarnya melalui zoom meeting. Menurutnya kegiatan ini perlu adanya komitmen dari dosen dan peserta yang mengikuti. “Sehingga dapat mempersiapkan bahan dan alat apa saja yang diperlukan selama mengikuti kegiatan penyusunan RPS ini,” imbuhnya. Penyusunan RPS ini merupakan pekerjaan sehari-hari dosen. “Namun dalam praktik dan pelaksanaannya terkadang kita masih mengalami kesulitan, karenanya kami menggelar workshop ini dengan tujuan menambah pemahaman dosen terkait penyusunan format RPS,” terangnya. Selain itu, output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dosen dapat menyediakan dan melengkapi dokumen RPS. Kegiatan yang digelar selama 2 hari ini juga mengahadirkan pemateri lain Rosihan Aslihuddin, M.AB selaku Konsultan Pendidikan dari Best Q Institut. Kegiatan ini diisi dengan diskusi interaktif dan diikuti oleh dosen di lingkungan IAIN Fattahul Muluk Papua serta beberapa perwakilan dari kampus lain. Workshop ini dilaksanakan secara luring dan daring.(Za/Is/Zul/Her/Ran)